Rasulullah saw bersabda:
“…Tak ada seorangpun perempuan yang hamil dari suaminya, kecuali ia berada dalam naungan Allah azza wa jalla, sampai ia merasakan sakit karena melahirkan, dan setiap rasa sakit yang ia rasakan pahalanya seperti memerdekakan seorang budak yang mukmin. Jika ia telah melahirkan anaknya dan menyusuinya, maka tak ada setetes pun air susu yang diisap oleh anaknya kecuali ia akan menjadi cahaya yang memancar di hadapannya kelak di hari kiamat, yang menakjubkan setiap orang yang melihatnya dari umat terdahulu hingga yang belakangan. Selain itu ia dicatat sebagai seorang yang berpuasa, dan sekiranya puasa itu tanpa berbuka niscaya pahalanya dicatat seperti pahala puasa dan qiyamul layl sepanjang masa. Ketika ia menyapih anaknya Allah Yang Maha Agung sebutan-Nya berfirman: ‘Wahai perempuan, Aku telah mengampuni dosa-dosamu yang lalu, maka perbaruilah amalmu’.” (Mustadrak Al-Wasail 2: bab 47, hlm 623)
“…Tak ada seorangpun perempuan yang hamil dari suaminya, kecuali ia berada dalam naungan Allah azza wa jalla, sampai ia merasakan sakit karena melahirkan, dan setiap rasa sakit yang ia rasakan pahalanya seperti memerdekakan seorang budak yang mukmin. Jika ia telah melahirkan anaknya dan menyusuinya, maka tak ada setetes pun air susu yang diisap oleh anaknya kecuali ia akan menjadi cahaya yang memancar di hadapannya kelak di hari kiamat, yang menakjubkan setiap orang yang melihatnya dari umat terdahulu hingga yang belakangan. Selain itu ia dicatat sebagai seorang yang berpuasa, dan sekiranya puasa itu tanpa berbuka niscaya pahalanya dicatat seperti pahala puasa dan qiyamul layl sepanjang masa. Ketika ia menyapih anaknya Allah Yang Maha Agung sebutan-Nya berfirman: ‘Wahai perempuan, Aku telah mengampuni dosa-dosamu yang lalu, maka perbaruilah amalmu’.” (Mustadrak Al-Wasail 2: bab 47, hlm 623)
Rasulullah saw bersabda:
“Siapapun perempuan yang menjaga sesuatu di ru
Zaid bin Ali dari bapak-bapaknya (sa) berkata bahwa Rasulullah saw pernah menyebutkan tentang jihad, lalu seorang perempuan bertanya: Ya Rasulullah, bagi perempuan apa amal yang seperti itu? Beliau bersabda: “Baiklah, bagi perempuan antara kehamilan hingga menyapih seperti pahala orang yang berjuang di jalan Allah. Jika ia mati, maka kedudukannya seperti orang yang syahid.” (Biharul Anwar 104: 97, hadis ke 56)
Imam Ja’far Ash-Shadiq (sa) berkata dalam riwayat yang panjang tentang kisah Adam dan Hawa’ (as): “Siti Hawa’ berkata: Ya Rabbi, aku memohon kepada-Mu agar Engkau menganugerahkan kepadaku seperti yang Engkau anugerahkan kepada Adam. Maka Allah swt berfirman: ‘Aku telah mengkaruniakan kepadamu rasa malu, rahmat dan kelembutan, dan bagimu dicatat pahala mandi dan wiladah (melahirkan anak), sekiranya kamu melihat pahalanya yang abadi, kenikmatan yang kekal, dan kerajaan yang besar, niscaya menyejukkan pandanganmu.” (Mustadrak Al-Wasail 2: bab 2, 635, hadis ke 13)
Wassalam
0 comments:
Post a Comment